AKU MERINDUKAN SANG PEMBUNUH ITU

Masih tergambar jelas kejadian tragis itu sekitar 2 bulan yang lalu di teras pinggir kolam rumah gue. Saat itu hari terakhir gue menikmati liburan akhir semester di kampung halaman tercinta, Tasik.

 

Saking nggak mau lepas dari yang namanya liburan, sore itu gue masih nggak mau mandi, lho?? *apa hubungannya?*

Sore itu gue masih anteng bermain sama adek sepupu gue, yang bernama Akbar Bagas Maulana, berusia 3 tahun, yang sering dipanggil Aban, kasian.. padahal rambut dia belum putih, *Itu Uban woy, bukan Aban*

Kita terlarut dalam sebuah permainan, yaitu bermain burung.. 

Wah.. parah Lo Tam, burung anak kecil aja lu maen-maenin...

Mohon tenang saudara-saudara.. 

Gue emang single dan gue masih perawan, gue masih mendambakan burung yang besar, mohon bantuannya on klinik. halah.. ABAIKAN!!!

Burung yang dimaksud adalah burung pipit, Burung pipit sodara-sodara.. Pe-i-pe-i-te = PIPIT *Caps ditahan* dikasih dari tetangga buat adek gue.

Jadi ceritanya sore itu, gue sama adek gue naik burung pipit keliling dunia, berjumpa dengan raditya dika yang lagi naik elang, kemudian masuk Indosiar. #eeehhhh 

Oke.. kembali fokus!!! 

Ditengah-tengah antengnya main burung, tiba-tiba sebuah panggilan dari perut, mengharuskanku menunaikan hajat dahulu (baca: boker).. I’m comiiiiinngggg.. Jambaaaannn.........

Setelah beberapa menit gue kembali, terlihat burung pipit itu sudah lemas tak berdaya tergelepar diteras. Gue hanya menngeryitkan kening, menebak apa yang telah adek gue perbuat sama burung pipit yang malang itu.

Saat itu adek gue lagi asik naik kursi kecil yang terbuat dari kayu, itu lho.. kursi yang kayak sering dipake tukang sol sepatu, kursi kayu yang tingginya hanya sekitar 15cm tanpa sandaran.

Gue sidang adek gue, dia malah cengengesan, menampilkan gigi ompongnya..

Tak lama setelah itu, dia angkat bagian depan kursi kayunya, kemudiaann.. CROOOOTTTTT!!!!!!

DARAAAAHHH BERCECERAAAANN SODARAAA – SODARAAAAA, USUS TERBURAAAAIIIIII dan ..... #RIPBURUNGPIPIT .. *pake toa*

Adek gue dengan tragis menginjak burung pipit yang tak berdaya itu dengan kursi kayu yang dia naiki.. Alamaaakkk... 

Sempet terpikir ide dari Raditya Dika, untuk memasukan kembali usus-usus yang terburai ke dalam perut burung pipit itu, tapi apalah daya... gue gak ada nyali untuk melihat darah berceceran seperti itu.. Gue hanya bisa teriak – teriak manggil Mama..... kemudian muntah *gue emang cemen #OkeSip*

So, untuk pembaca sekalian, jangan pernah memberikan burung kepada anak kecil, apalagi burung kalian  pipit!!!

Si Aban emang nyebelin.. Tapi entahlah.. gue sangat merindukan dia saat ini... I MISS YOU SO MUCH!!!!!!!!!!!

Penampakan si Aban waktu bayi,

Noh.. kecil - kecil udah bandel rambutnya di mohawk segala..

Aban, 3th, Pembunuh Burung Pipit, sekian. hehehe