Bersama membakar
rindu di selasar senja
Badan lusuh
masih berbalut seragam sekolah
Tanpa lelah
mengurai cerita tentang kita di balkon rumah
Bergumul dalam
hangatnya canda tawa
Semburat senja
kuning keemasan
Menghempaskan
kita dalam heningnya lamunan
Melukiskan gairah
masa depan
Menaklukan
harapan semu dalam bulatnya kepastian
Namun, ada sorot mata yang berbeda
Terpatri dalam dingin yang tak biasa
Mengusik setiap
kokohnya simpul rasa
Seakan siap
mengobrak – abrik pilar setia
Awan merah mengisyaratkan
amarah
Bak iblis memburu darah
Pelukan
tak henti dihujam gundah
Menyulut cemas
hingga membuncah
Gelap begitu
cepat menjemput
Menukar hangat
dengan kemelut
Perlahan kau
pergi tanpa ragu
Mengikis bahagia
menjadi sendu
Tak lama, tangis memekik bersimbah pilu
Kabar pahit itu sangat
merobek kalbuku
Gelap telah
benar – benar merenggut dirimu
Dan, kini ku
terperosok dalam bangsatnya merindu
Jadi, masih
adakah senja untukku?
***
“All of life is an act of letting go but what hurts the most is not taking a moment to say goodbye.”
– Yann Martel.
1 komentar:
Jangan takut lagi mencicipi senja... senja masih akan jadi milikmu suatu hari nanti...
Posting Komentar
Komeng-komeng dulu coy!!!!!!